Monday 20 October 2008

Aku Tak Berdaya Dan Terus Bertopeng

Sering aku tertampar wajah bila tidak memberikan sesuai dengan kemampuanku. Kemampuan disini dalam pengertian sesuai dengan nilaiku di mata orang lain. Setiap orang sebenarnya hidup bertopeng-topengan. Wajahnya tidak sesuai dengan aslinya. Kesulitan tidak segera ditampakkan. Dan yang terlihat tidak menggambarkan keadaan sebenarnya. Lihat saja. kalau ada tamu datang semua kita berusaha untuk memberikan yang terbaik dan melebihi kesanggupan kita. Ada keluarga harus miminjam demi nama baik.

Saya bekerja sebagai seorang manajer di perusahaan. Sebagai seorang manajer orang berpikir saya pasti mempunyai keuangan lebih baik. pada hal setiap kali seorang mempunyai jabatan dia juga harus menjaga penampilannya. Dan untuk itu dia mengeluarkan biaya lebih. Pengeluaran akan terus bertambah sejalan dengan tingkat kenaikan posisi dan penghasilannya.

Baru-baru sayja saya bicara sama bos saya yang orang Korea. Saya mengatakan saya sedang dalam kesulitan keuangan. Saya minta tolong supaya dia bisa memberikan saya bantuan berupa apa yang dia janjikan. Saya datang kepadanya dengan berat hati. Tetapi saya tidak berdaya, saya harus melakukannya. Karena setiap aku menambah penghasilanku, semakin besar pula pengeluaranku. Dan aku tetap ditempat dan tak berdaya. Apa yang kita berikan kepada orang lain, sebetulnya bukan kebutuhan orang lain , karena besar kecil pemberian kita adalah menjadi takaran nilai diri kita sendiri. Harga diri atau nilai diri bertambah tetapi secara materi aku dibuat tidak berdaya dan ditempat. Mandeg secara ekonomi. Ya Tuhan.... beginilah keadaannya hidup didunia memang bertopeng-topengan. Kita hanya mempunyai jari angan-angan. Semuanya hanya rabaan. Dalam ketelangjangan kita saling bergelut dengan tubuh asing. Dan siapkah kita membuka semua topeng itu. Pasti tidak karena itulah hidup... Bertopengan.

Friday 10 October 2008

BANYAK ARTIS BERBOHONG

Kehidupan para artis begitu banyak disorot oleh media. Televisi tak pernah putus memberitakan orang yang terkenal ini khusus pesohor film dan musik. Begitu banyak kali mereka berbohong pada masyarakat. Mereka membohongi diri dengan ucapan-ucapan mereka.

Kini begitu banyak artis mencalonkan diri menjadi Legislatif. Tanpa mengurangi rasa hormat pada artis yang terdirik dan berbakat, tetapi kini kita berhadapan dengan orang yang diorbitkan jadi artis tanpa pengetahuan. Mereka terdidik untuk bicara karena mereka memiliki kesempatan untuk itu. jangan-jangan kelak kita hanya punya anggota dewan yang pakar bicara tanpa wacana.

Wednesday 8 October 2008

Mulai Kerja Lagi

Saya buru-buru datang ke lokasi kerja. Saya sampai lebih awal dari biasanya. Sudah ada rekan kerja seorang wanita Batak, marga Sinaga. Tadi malam dia telepon dari Bandung bahwa dia tidak bisa masuk karena ada urusan keluarga. Katanya dia sudah telepon bos kami orang Korea. Bosnya marah karena sudah lama libur tapi masih minta ijin lagi.

Rekan kami ini kepala produksi. Dia selalu mau pegang segala sesuatu sendiri. Dia selalu takut kalau orang lain dapat melakukannya. Dia datang paling awal dan pulang paling larut. Dia selalu ingin mengawasi dan berada di pabrik sampai larut malam. Dari sisi pengabdian dapat dianggap positif. Tetapi membuat semua tergantung suatu saat akan mengganggu. Dia tidak pernah mau mendengarkan orang lain. Dia lebih senang berpendapat sendiri. Rekan-rekan selalu mengalami kesulitan komunikasi dengannya. Beberapa rekan cewek sering berlinang air mata memendam kesal.
Bos kami selalu menilai postif dan plus untuk dedikasinya. Beberapa kali saya menyampaikan tentang hubungan kerja sama dengan rekan kami yang satu ini. Tetapi sang bos, yang lemah lembut tidak kuasa menyampaikan hal ini kepada rekan kami. Sampai kapan semua ini akan berjalan saya tidak tahu.