Thursday 21 August 2008

Pulang Kampung

Baru-baru ini saya kembali ke kampung halaman. Sebuah desa bebas polusi. Penerangan listrik terbatas hanya jam malam hari. Tidak ada media komunikasi. Dunia terasa gelap disana juga pada siang hari. Gelap informasi terakhir. Koran lokal dengan muatan lokal dengan ruang opini terbatas. Radio hanya RRI lokal, RRI Ende, jam siar juga terbatas. Berita sangat minim. Lebih banyak musik lokal yang terkadang tidak memuaskan selera pendengar, dan pasti jauh dari harapan selera nusantara.

Saya sempat menghadiri acara 50 tahun pernikahan seorang adik bapak saya. Ada yang menarik yaitu ketika seorang anak dari pasangan ini, yang tinggal di negaranya Ronaldinho pemain bola sepak terkenal sejagat. Orang Brasil menintipkan sepasang cincin untuk pasangan usia lanjut itu, yang diserahkan secara beramai oleh anak-anak pasangan ini.

Kesempatan bertandang ke kampung ini dipakai sangat efisien. Saya harus mengunjungi banyak teman. Saya berjumpa dengan seorang teman. Kami bersahabat dari kecil. Kehidupan desa yang sulit membuat teman saya pernah lemas kelaparan di sekolah. Dia berkeringat tak berdaya kelaparan. Dan dia dibawa ke rumah guru. Isteri guru sekolah memberikan dia beberapa potong singkong rebus. Dia menikmatinya sebagai pemuas rasa lapar tanpa ada pilihan. Dan ibu itu kelak ternyata menjadi ibu mertuanya sendiri. Kini teman saya dan semua adik-adiknya dari keluarga sangat miskin di bibir pantai sudah bisa hidup berkecukupan dan semuanya bekerja. Saya sempat menginap dan menikmati yang terbaik dari rumah teman bersharing masa sulit itu.

Berbagai perubahan saya lihat di kampung halaman saya. Di pinggir jalan aspal orang menjemur kopra, kakao atau cengkeh. Pemandangan yang jauh berbeda ketika singkong dan jagung menjadi makan utama, tetapi tidak mudah memperolehnya. Kini dengan penggunaan pupuk tanaman palawija menjadi lebih subur dan menghasilkan. Berbagai makanan pengganti nasi berlimpah. Yang kurang hanya beras dan uang untuk transportasi dan membeli kebutuhan.

Penyaluran beras miskin berjalan sangat baik disana. Pembagian adil dan bersahabat walau rakyat masih harus membayar untuk itu. Semuanya dapat dipahami oleh rakyat disana.