Friday 23 May 2008

Tanah Itu Rahim

Tanah atau tanah air atau tana (bahasa Keo) adalah tempat atau bagian dari bumi dimana manusia hidup. Untuk sementara ini kita sepakat bahwa manusia hidup di atas tanah. Tanah sebagai lokasi atau bagian dari bumi yang luas.
Tanah dalam bahasa daerah saya selalu dikaitkan dengan batu. Makanya kalau orang Indonesia umumnya menyebut tanah air, maka orang Keo menyebutnya tanah batu (tana watu). Orang Keo sangat menghormati atau menghargai tanah. Ketika seorang bayi untuk pertama kali turun ke tanah dibuat pesta khusus. Orang bisa bersumpah sambil memegang tanah. Dalam berkat adat tanah diikut sertakan. Orang terkadang sangat takut pada malam hari karena ada orang yang menyirami tanah ke rumah orang lain. Orang bisa terkutuk apabila merampas hak tanah orang lain.

Tanah sama dengan rahim ibu. Orang Keo menyebut orang meninggal sebagai kembali memasuki rahim ibu (tama tuka ine). Di sana ada kedamaian sebagai seorang bayi ketika masih dalam kandungan ibu menikmati kecukupan dan perlindungan yang paling aman. Melalui pernyataan ini orang Keo tradisional percaya bahwa masih ada kehidupan sesudah meninggal.
Mereka percaya bahwa orang meninggal berada dalam dunia terang (mera papa ndala) dan kematian tidak menjadi akhir hidup manusia. Kematian membuat seorang menjadi lebih dekat dengan manusia yang hidup dimanapun berada. Dunia roh adalah alam bahagia, alam berkelimpahan, tempat Tuhan (dae koo Nggae). Masyarakat Keo menyebut Allah sebagai Dewa atau Ndewa juga menyebutnya Pemilik (Nggae). Makanya seorang yang sudah meninggal juga disebut kembali ke rahim ibu (tama tuka ine) juga menyebutnya kembali ke Pemiliknya ( wado ena Nggae).